Nasehat Jumadal Ula 1438H – Membangun Kembali Peradaban Islam

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Berikut ringkasan taushiyah Imam pada ba’da Shubuh 27 Jumadal Ula 1438H / 24 Peb 2017M di Muhajirun, sbb :

-Merujuk pada  QS.Al-Muzzammil 73/20, Imam menjelaskan bahwa ayat ini maknanya besar bagi tumbuhnya peradaban Islam.

-Pada saat diutusnya RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam ternyata sudah ada beberapa peradaban besar & kokoh lainnya. Ada peradaban Persi, Romawi, Mesir, Yunani, juga Nusantara, yang sudah ribuan tahun lamanya.
-Dengan taqdir Alloh Ta’ala maka peradaban Islam menyempurnakan dan menggantikan peradaban yang kokoh tersebut selama lebih dari 1.000 tahun di sepertiga bagian dunia, hingga runtuhnya Khilafah Turki Utsmani.

-Ada futuris yang menggambarkan bahwa peradaban yang akhir adalah Demokrasi Liberal, tidak ada lagi peradaban setelah itu. Padahal peradaban tersebut hanya menghasilkan kebinatangan manusia. Maka faham ini benar-benar dipaksakan ke seluruh dunia agar Demokrasi wujud di berbagai negeri. Termasuk untuk mengalahkan peradaban Islam, yakni Khilafah.

-Bagaimana peradaban Islam itu dibangun?
1).Dengan sholat lail (malam), yang didirikan pada 2/3 malam atau 1/ 2 malam atau 1/3 malam yang akhir. Bahkan ada sebagian kecil shohabat yang sholat lail bersama RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam. Kunci kemenangan itu hanya Alloh yang berikan.

2).Membaca al-Quran, bahkan diulang 2x (dua kali) dalam ayat ini, seakan Alloh memerintahkan agar setiap muslim menyempatkan diri untuk membacanya, walau satu ayat. Jangan dikalahkan dengan buka WA setiap pagi tapi tidak ada waktu untuk buka al-Quran.

3).Dirikan sholat berjama’ah. Walau pun ayat ini turun sebelum peristiwa Isro Mi’roj, yang mewajibkan sholat 5 waktu, tetapi sejak awal muslimin sudah diperintahkan untuk hal itu.

-Masyarakat dunia menghendaki lahirnya peradaban baru, tetapi terbayang hal yg sulit-sulit. Sebaliknya, peradaban Islam tumbuh bukan hanya dengan tingginya ilmu, bahkan dengan syari’at yang mudah untuk dilakukan banyak orang, termasuk kalangan awam.

4).Menunaikan zakat, bukan menerima zakat. Tentu yang menunaikan zakat adalah orang yang lebih hartanya, sehingga diharapkan kaum muslimin lebih bnyk muzakki daripada mustahiq. Sebagaimana Yaman & Afrika Utara yang kini miskin, tetapi dahulu pernah kelebihan zakatnya dibawa ke hadapan Kholifah karena tidak ada lagi mustahiq disana.

5).Menghutangkan harta kepada Alloh dengan cara yang baik, bagi kepentingan orang lain, sehingga manusia secara umum dapat merasakan rohmatnya peradaban Islam.
-Kelima hal tersebut menjadi kunci membangun kembali peradaban Islam sebingga menjadi solusi atas permasalahan ummat manusia.

Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.